Selasa, 16 Oktober 2007

Ramuan Tradisional

Ramuan Tradisional |Obat Tradisional|Air Kelapa Muda

Hehehe2X halo para pengunjung semua karena saya benar-benar pusing dan penat dengan bisnis saya berpikir untuk mengepakkan keyword blog saya kepada makanan-makanan.Mungkin keyword makanan belum terjamah oleh blog saya ini dan saya mau mulai menjamahnya agar makin rame trafficnya . Baiklah karena saya tadi setelah menyapu-nyapu rumah dan bersih-bersih rumah tidak sengaja menemukan buku pensiunan milik nenek saya,tidak sengaja saya iseng baca-baca.Eh tidak sengaja saya menemukan sebuah artikel mengenai manfaat air kelapa.Manfaatnya ternyata ada juga buat orang yang suka konser.Yah biar suaranya ga serek-serek gitu deh .Siapakah itu ??? rahasia saya aja deh kalo itu.

Baiklah langsung aja yah kita ke obat tradisional kita yaitu air kelapa.Kadang kita tidak menyadari bahwa sesuatu yang ada di sekitar kita adalah sangat banyak manfaatnya.Kalo yang saya tahu soal air kelapa ato saya sering menyebutnya degan kali .Yang saya tahu cuman es degan yang segar saat diminum pas buka puasa .Udahan yah becandanya yuk kita simak Manfaat Air Kelapa dan cara mengolahnya

1. Penetral Racun
Sudah lazim kita ketahui kalo air kelapa muda berkhasiat untuk menetralisir racun di dalam tubuh makany tiap buka puasa minum es kelapa muda

2. Cacingan
Caranya adalah berikan larutan air kelapa muda,yang diberi sedikit sari jeruk sitrun kepada anak yang cacingan.

3. Luka Bakar
Caranya adalah campur 1 sendok teh bubuk,kunyit dengan air kapur sirih.Tambahkan air kelapa lalu oleskan pada bagian tubuh yang terkena luka bakar.Maka rasa panas akibat terbakar akan segera hilang dan tidak meninggalkan bekas luka ( Insya Allah)

4. Menghilangkan jerawat
Caranya adalah tuang segelas air kelapa dalam wadah berisi parutan 3 ruas kunyit.Biarkan semalam dalam lemari es.Setelah itu bubuhkan 3 sendok teh bubuk cenda ke dalamnya.Simpan lagi dalam lemari es.Kemudian sariang ramuan dengan kain kasa.Oleskan sari larutan berjerawat 2 kali sehari sampai jerawat hilang.Semoga berhasil yah

5.Mencegah kerutan wajah di usia dini
Caranya adalah sering-seringlah cuci muka anda dengan air kelapa.(waduh diminum aja wenaknya bukan main kok buat cuci muka mati aku !!! rugi besar !!! )

6.Membuat suara Merdu
Agar suara anda lebih merdu minumlah segelas kelapa muda yang telah diembunkan selama 1 hari.Lakukan hal ini selama 1 minggu insya allah suara anda akan merdu.

Wah yang no 6 itu himbauan untuk yang suka konser gratis tuh .

Sumber : http://dharma-putra.com/2007/09/21/ramuan-tradisional-obat-tradisionalair-kelapa-muda-2/

Kamis, 04 Oktober 2007

Nabi Ibrahim as

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam Terhadap Orang Tuanya

Sebagaimana kita ketahui bersama orang tua Nabi Ibrahim ‘alaihissalam masih musyrik akan tetapi sebagai seorang anak ia tetap berlaku lemah lembut kepada orang tuanya. Marilah kita perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. Maryam 41-44, yang artinya:“Ceritakanlah (wahai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Al-Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: ‘Wahai bapakku mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu.
Maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada (Allah) Yang Maha Pemurah.”
Perhatikanlah bagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mengajak berbicara ayahnya dalam masalah agama, dengan bahasa yang lembut, mengena serta membekas di lubuk hati.


Sumber : www.kajianislam.com

Sejarah Komputer

Generasi Pertama

Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode-rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu mempengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, colossus bukan merupakan komputer serbaguna (general-purpose computer), ia hanya didesain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvd-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania . Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW.
Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dn John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usha membangun konsep desin komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer(EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuh memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode-biner yang berbeda yang disebut “bahasa mesin” (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dn silinder magnetik untuk penyimpanan data.

© Muhammad Iyas Ilias

Sumber :http://www.geocities.com/neo_vyper/

Sejarah Telepon Seluler

Bayangkan kalau ponsel masih berukuran sekoper. Teknologi ponsel memangkas yang ribet jadi ringkas. Dan, ponsel pun tinggal digenggam.
Dunia telekomunikasi di Amerika dan Eropa sudah berkembang sejak lama. Namun inovasi telepon seluler baru dimulai di tahun 1947. Waktu itu para peneliti telekomunikasi melihat peluang penggunaan frekuensi radio yang bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi.
Inovasi teknologi ini tak lepas dari perjalanan telepon mobil tahun 1910 yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson. Pria asal Swedia ini tak lain pendiri bisnis telekomunikasi yang kelak kita kenal dengan Ericsson (kini Sony Ericsson). Sebelumnya Ericsson hanyalah sebuah perusahaan kecil dengan memfokuskan bisnis pada peralatan telegraf.
Telepon mobil kemudian juga dipakai oleh Departemen Kepolisian Detroit Michigan tahun 1921. Saat itu hampir semua mobil polisi dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memudahkan pemantauan gerakan aparat. Sistem operasinya menggunakan frekuensi di bawah 2 MHz.
Sekitar 20 tahun kemudian, revolusi bidang telekomunikasi itu pun dimulai. Sejalan dengan penemuan komponen baru seperti gulungan kabel dan tabung triode, para peneliti mulai merancang sebuah alat telekomunikasi yang bisa digunakan tanpa kabel. Terlebih saat mikroprosesor yang kecil ukurannya dan teknologi digital ditemukan. Dengan komponen ini, biaya bisa ditekan.Di Amerika sendiri, teknologi seluler baru dikembangkan setelah Perang Dunia II.
Teknologi seluler sesungguhnya berisi sel-sel dengan berbagai macam model. Setiap sel memiliki base station dengan pancaran pada range 900 hingga 1.800 MHz. Dari base station kemudian dipancarkan ke jangkauan area yang bisa mencapai puluhan kilometer.
Melihat celah pemanfaatan teknologi radio, kemudian memacu berbagai perusahaan untuk melakukan bisnis di bidang ini. Di Skandinavia, Ericsson melancarkan bisnis telekomunikasi hingga Stockholm pernah disebut sebagai kota dengan penggunaan telepon paling gencar.
Begitu halnya dengan Finlandia. Tahun 1960, Finnis Cable Works yang semula berbisnis di bidang kabel melakukan ekspansi dan mendirikan divisi elektronik. Bjorn Westerlund, sang presiden perusahaan itu dua tahun kemudian mengembangkan bisnis transmisi radio. Namun baru setahun kemudian, bidang telekomunikasi disabet untuk memperkuat jajaran bisnis elektronik. Dan di tahun 1967, Westerlund giat mendirikan perusahaan yang kelak kita kenal dengan nama Nokia.
Telepon mobile alias telepon bergerak kemudian menjelma menjadi peralatan bagi orang- orang yang memiliki mobilitas tinggi. Era 1970-an, di Eropa Nokia dan Ericsson menjelma menjadi sebuah perusahaan telekomunikasi yang besar. Di Amerika, Motorola pun unjuk gigi.
Sejarah telepon "mobile"
Bicara soal sejarah telepon mobile, kita tak bisa lepas dari awal mula ditemukannya sistem radio oleh Marconi. Misteri tentang gelombang radio juga mulai dikuak oleh orang. Batasan istilah radio kemudian dibuat orang. Menurut General Services Administration Amerika, radio didefinisikan sebagai telekomunikasi oleh modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Untuk itulah diperlukan alat pemancar dan penerima.
Sementara itu peralatan telekomunikasi juga dikenalkan oleh Samuel Morse ketika menemukan peralatan telegraf. Kelak, telegraf menjadi bisnis yang paling sukses dalam mengantarkan kabar, sekaligus menggantikan kerja kurir yang waktu itu didominasi oleh perusahaan Pony Express. Komunikasi jarak jauh menjadi lebih cepat dan mudah. Signal yang dipancarkan tidak melewati atmosfer, namun lewat Bumi dan air serta tanpa kabel.
Selama abad XIX, teknologi berbasis radio terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru. Peralatan baru pun ditemukan. Menginjak abad XX, para penggagas terus menemukan hal baru. Tahun 1888, ilmuwan Jerman bernama Heinrich Hertz menemukan "perjalanan" gelombang yang melewati atmosfer. Penemuan ini dianggap cukup revolusioner.
Apalagi ketika Ericsson di tahun 1910 melahirkan telepon yang terpasang di mobil. Pergerakan orang makin mudah saja. Empat belas tahun kemudian, teknologi ini sudah diaplikasikan ke mobil-mobil polisi dan ambulans. Antena yang digunakan belum sesederhana sekarang, ukurannya bahkan cukup besar. Sistem komunikasinya pun masih terbatas, yaitu dengan two ways.
Kita bisa bayangkan sebuah mobil yang tampak seperti kereta dipasang peralatan komunikasi yang makan tempat. Toh, hal ini dianggap sebagai lompatan besar.
Selama perang dunia kedua, setelah mengalami banyak pembaruan, peralatan komunikasi bergerak semakin banyak digunakan. Perang Dunia II mencatat bagaimana efektivitas komunikasi lewat alat ini.
Era modern
Era telekomunikasi modern sesungguhnya baru dimulai pada tahun 1946. Peralatan telekomunikasi tidak hanya sekadar untuk keperluan tertentu. Di Amerika, perusahaan AT&T dan Southwestern Bell lantas mengenalkan layanan telepon radio bergerak kepada awam. Saluran yang dipakai waktu itu hanya enam pada 150 MHz dengan spasi saluran sebesar 60 kHz.
Tahun berikutnya, telepon sistem seluler mulai banyak dibicarakan. Namun baru tahun 1969, sistem ini dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper.
Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama.
Untuk mendukung layanan ponsel tentu saja dibutuhkan sistem yang memadai. Tahun 1978, Advanced Mobile Phone Service (AMPS) ditemukan. AMPS pertama kali dioperasikan di kawasan Amerika Utara. Enam bulan kemudian, orang mulai tertarik dengan AMPS. Setelah sukses di Amerika, AMPS pun menjalar ke daratan Asia. Jepang memulainya di tahun 1979. AMPS sendiri "bekerja" di 800 MHz. Tapi untuk Jepang sendiri juga dikenal dengan JTACS.
Perkembangan teknologi serupa juga berlangsung di Eropa pada tahun 1981. Sistem yang dikenalkan pertama adalah Nordic Mobile Technology (NMT) di range 450 MHz dan meliputi kawasan Finlandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia. Sementara itu di Inggris yang menggunakan sistem dengan nama Total Acces Communication (TACS di range 900 MHz) baru dimulai pada tahun 1985.
Beberapa negara Eropa kemudian menciptakan sistem dengan nama yang berbeda. Di Jerman misalnya, dikenal dengan istilah C-Netz. Di Perancis ada Radiocom 2000, Italia punya nama RTMI/RTMS. Hingga Eropa sendiri memiliki sistem telepon radio sebanyak sembilan buah.
Pelanggan pun mulai banyak yang melirik ponsel. Penjualan ponsel meningkat pesat. Di Amerika, di tahun 1985 tercatat kurang dari 204.000 pelanggan, tiga tahun kemudian meningkat hampir delapan kali lipat dan pelanggannya sudah mencapai 1.600.000.
Sementara itu, Ericsson juga tengah merancang ponsel- ponsel yang berdimensi kecil. Dengan begitu, orang lebih mudah membawanya, tidak seperti ponsel lama yang ukurannya sangat besar. Sistem analog kemudian digantikan dengan digital. Apalagi waktu di tahun 1980-an kemudian meluncur sistem baru yang kita sebut GSM.
Berbagai perusahaan pun berlomba menciptakan ponsel dengan model ramping dan mudah dibawa. Ponsel di awal 1990-an memang baru sebatas alat komunikasi biasa yang tak beda ubahnya dengan telepon PSTN. Kini, ponsel sudah mengarah menjadi telekomunikasi multimedia.
Penjualannya pun kian dahsyat. Nokia bahkan menyediakan puluhan ponsel dengan kategori untuk pasar yang berbeda-beda. Perusahaan ini kini mendominasi dunia telekomunikasi seluler. Di Eropa persentase penjualannya mencapai 53 persen, di Asia Pasifik 23 persen, sementara di Amerika 21 persen.
Data yang dikeluarkan oleh Sony Ericsson menyebutkan bahwa pada tahun 2002 pelanggannya mencapai 1,1 miliar. Tahun ini diperkirakan akan menanjak hingga 1,3 miliar pelanggan.

Sumber : www.kompas.com

Sejarah Nabi Muhammad saw

Studi Kritis terhadap Sejarah Nabi Muhammad saw
Jalaluddin Rakhmat
Waktu itu masih era Orde Baru. Para cendekiawan Islam berkumpul di rumah Alwi Shihab. Saya menyampaikan makalah tentang perlunya ijtihad. Saya kutip riwayat dari tarikh Thabari berkenaan dengan kelakuan Khalid bin Walid yang membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi jandanya tanpa iddah. Apa yang dilakukan Khalid itu disebut oleh Abubakar ijtihad dan oleh Umar perzinahan. Salah seorang Kiyai yang hadir di situ bangkit dan marah-marah. Ia menuding saya berdusta. Saya yakinkan dia bahwa saya hanya sekedar mengutip Thabari. Katanya, Thabari itu Syi’ah; padahal kodok pun tahu bahwa Thabari itu Ahli Sunnah (kata kawan saya yang lain sambil bergurau).
Malam itu saya menyadari bahwa paling tidak ada dua versi atau pembacaan sejarah Islam, sesuai dengan mazhabnya. Pada pembacaan kawan saya, kisah sahabat nabi adalah kisah manusia-manusia suci. Mereka adalah umat pilihan yang dijamin masuk surga, generasi terbaik dalam sejarah Islam. Jadi, bila ia membaca riwayat yang menunjukkan perilaku buruk sahabat ia akan menisbahkannya pada pembuat kebohongan. Untuk saya, sahabat Nabi adalah generasi Islam pertama yang berbeda-beda dalam keimanan dan keilmuannya, sesuai dengan pangalaman mereka bersama Nabi saw. Ada sahabat yang menyertai nabi sejak lahir; dan ada sahabat yang bertemu dengan Nabi satu atau dua hari saja. Ada yang cerdas dan ada yang tidak. Ada yang benar memahami Nabi dan ada juga yang tidak.

Masih pada zaman Orde Baru, seorang Kiyai sepuh di Bangil dihujat ulama lainnya. Ia dimaki-maki di mimbar-mimbar jumat dan pengajian. Pasalnya, ia menerbitkan buku dengan judul Rasulullah saw Tidak Bermuka Masam. Kiyai itu menolak cerita umum tentang sahabat buta. Konon, Abdullah bin Ummi Maktum datang menemui Nabi untuk belajar Islam. Nabi sedang berada di tengah-tengah kaum aristokrat Quraisy. Nabi merasa terganggu oleh kehadiran si buta. Ia memalingkan wajahnya sambil bermuka masam. Allah langsung menegurnya: Ia bermuka masam dan berpaling; karena datang kepadanya orang buta (QS 80:1-2). “Ia di situ bukan Nabi saw,” kata Kiyai sepuh itu. Lalu, ia menuturkan kisah Nabi yang tidak pernah berpaling dari kaum miskin. Kalau begitu, siapa “ia” yang dimaksud dalam ayat itu? Tergantung versi cerita yang Anda pilih.
Cerita, kisah, atau dongeng secara ilmiah disebut naratif. Manusia adalah makhluk yang suka bercerita dan membangun hidupnya berdasarkan cerita yang dipercayainya. Kita menerima cerita dan menyampaikan cerita. Tanpa cerita, hidup kita carut marut. Dengan cerita, kita menyusun dan menghimpun pernik-pernik hidup kita yang berserakan. Naratif, kata filusuf Jerman Dilthey, adalah pengorganisasian hidup (Zusammenhang des Lebens). Hidup yang tersusun dalam naratif adalah bios, yang berbeda dengan sekedar hidup biologis saja, atau zoe. Hannah Arendt, pemikir besar abad kedua puluh berkata, “Karakteristik utama kehidupan khas manusia…ialah selalu penuh dengan peristiwa-peristiwa yang pada akhirnya bisa diungkapkan sebagai cerita… Kehidupan seperti inilah, bios, sebagaimana dibedakan dari zoe, yang dimaksud oleh Aristoteles sebagai ‘sejenis tindakan, praxis’’.
Apa pun yang membantu kita memberikan makna –pendapat, aliran pemikiran, mazhab, agama- selau didasarkan pada cerita-cerita besar, grand narratives. Kisah tentang kehidupan Nabi adalah salah satunya. Kita mendengarkan kisah-kisah Nabi dan mencritakannya kepada orang lain. Kita berusaha menjalani kehidupan dan menemui kematian nanti berdasarkan padanya. Begitu besarnya pengaruh naratif –lebih-lebih yang berkenaan dengan Nabi- pada pikiran, perasaan, dan perilaku kita, sehingga kita tidak segan-segan untuk “berperang” melawan siapa pun yang menyampaikan cerita yang tidak kita terima.
Sepanjang sejarah, kaum muslim tidak pernah berhenti untuk mengulang-ulang kisah Nabi. Berbagai karya –prosa dan puisi- telah ditulis tentang Nabi. Berbagai lagu, pertunjukan, acara, ritus dilakukan untuk membacakan kisah Nabi. Yang mengerikan ialah kenyataan bahwa para penguasa –demi kepentingan politiknya- selalu aktif menyebarkan kisah-kisah Nabi dengan kemasan yang dirancangnya. Dalam buku al-Mustafa: Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi saw, saya mengutip pernyataan Syaikh Muhammad Abduh, tokoh pembaharu Islam Abad XX:
“Tidak pernah Islam ditimpa musibah yang lebih besar dari apa yang diada-adakan oleh para pemeluknya dan oleh kebohongan-kebohongan yang dibuat oleh orang-orang ekstrim. Ini telah menimbulkan kerusakan dalam pikiran kaum Muslimin dan prasangka buruk dari non-Islam terhadap tonggak-tonggak agama ini. Dusta telah menyebar berkenaan dengan agama Muhammad sejak abad-abad yang pertama, sudah diketahui sejak zaman para sahabat, bahkan kebohongan sudah tersebar sejak zaman Nabi Saw…
Namun bencana kebohongan yang paling merata menimpa manusia terjadi pada masa pemerintahan Umawiyyah. Banyak sekali tukang-tukang cerita dan sangat sedikit orang-orang yang jujur. Karena itulah, sebagian sahabat yang mulia banyak yang menahan diri untuk tidak meriwayatkan hadis kecuali kepadaorang yang mereka percayai karena kuatir terjadi perubahan pada hadis yang mereka sampaikan… Imam Muslim meriwayatkan dalam mukadimah Shahih-nya ucapan Yahya bin Said al-Qaththan:”Aku tidak pernah melihat orang baik yang lebih pembohong dalam meriwayatkan hadis selain Bani Umayyah.”Lalu menyebarkah keburukan karena dusta.
Dalam perkembangan zaman berkembanglah dusta, makin lama makin berbahaya. Siapa saja yang menelaah mukadimah Imam Muslim, ia akan tahu betapa susah payahnya Muslim untuk menyeleksi hadis dalam penyusunan kitab Shahih-nya. Ia harus bekerja keras untuk menyingkirkan apa yang dimasukkan orang-orang ke dalam agama padahal tidak berasal daripadanya…Orang-orang yang masuk ke dalam Islam itu terbagi kepda beberapa golongan. Pertama, orang-orang yang meyakini agamanya, tunduk kepada ajarannya dan mengambil cahaya daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang tulus. Kedua, kaum yang datang dari berbagai aliran mengambil nama Islam, baik karena ingin memperoleh keuntungan daripadanya atau karena takut akan kekuatan para pemeluknya, atau yang ingin memperoleh kemegahan dengan menisbatkan diri kepadanya. Mereka memakai Islam di luarnya, padahal Islam tidak masuk ke lubuk hatinya. Mereka itulah yang digambarkan Tuhan di dalam Al-Qur’an: Orang-orang Badwi itu berkata;”Kami telah beriman.”Katakanlah (kepada mereka):”Kamu belum berimanm tetapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu… (QS.Al-Hujurat [49]:14).
Ketiga, di antara mereka ada yang berlebih-lebihan dalam melakukan riya sampai orang banyak mengira bahw mereka termasuk orang-orang yang takwa. Jika orang-orang mulai percaya kepadanya, mulailah ia meriwayatkan kepada orang banyak hadis-hadis agamanya yang disandarkan kepada Nabi Saw atau sebagian sahabat. Dari sini muncullah semua berita Israilliyyat, dan komentar-komentar Taurat yang dimasukkan ke dalam kitab-kitab Islam sebagai hadis-hadis nabawi. Di antara mereka ada yang sengaja membuat hadis-hadis palsu yang jika diterima oleh orang-orang yang mempercayainya dapat merusak akhlak, mendorong orang untuk merendahkan syariat dan menimbulkan keputusasaan dalam membela kebenaran; seperti hadis-hadis yang menunjukkan berakhirnya Islam, atau mengharapkan ampunan Allah dengan berpaling dari syariat-Nya, atau berserah diri kepada takdir dengan meninggalkan akalnya. Semua itu dibuat oleh para pendusta untuk menghancurkan kaum Muslimin, memalingkan mereka dari pokok agama mereka , meluluh-lantakkan sistem dan kekuatan mereka
Di antara para pendusta itu ada orang-orang yang menambah-nambah hadis dan memperbanyak pembicaraan sekehendak mereka karena mengharapkan pahala, padahal sebetulnya hanya memperoleh siksa. Itulah orang-orang yang disebutkan oleh Muslim dalam Shahihnya, “Tidak aku lihat orang-orang saleh yang lebih pendusta dari mereka dalam meriwayatkan hadis.” Yang dimaksud dengan “orang-orang saleh” adalah mereka yang memanjangkan jubahnya, merundukkan kepalanya, merendahkan suaranya dan pergi ke masjid pagi dan petang, padahal mereka adalah orang-orang yang secara ruhaniah paling jauh dari masjid yang mereka datangi. Mereka menggerakkan bibir mereka dengan zikir, dan memutar-mutar tasbih di tangan mereka. Tetapi seperti kata Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as., “Mereka menjadikan agama sebagai penutup hati nurani dan pengunci akal pikiran. Mereka adalah orang-orang yang tertipu yang berbuat buruk tapi mengira bahw mereka berbuat baik… Musuh yang pintar lebih baik dari penggemar yang bodoh.”
Para penguasa politik menciptakan naratif Nabi yang sesuai dengan kepentingan politiknya. Para pendusta yang tampak saleh mencemari naratif Nabi dengan imajinasinya. Dongeng-dongeng mereka masuk ke dalam perbendaharaan hadis. Hadis adalah berita tentang perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifat-sifat –fisik dan mental- yang dinisbahkan kepada Nabi saw. Hadis adalah bahan utama tarikh Nabi. Bila sebagian sumber hadis adalah rekaan para penguasa dan para pendusta, apa yang terjadi pada tarikh Nabi? Kita menemukan naratif Nabi yang tidak menggambarkan kesucian, kemuliaan, dan keagungan Nabi. Bayangkan biografi Anda ditulis oleh musuh-musuh Anda atau para pendusta yang membonceng pada kemuliaan Anda? Kisah-kisah Nabi seperti itu bertebaran pada kitab-kitab hadis dan tarikh. Kaum muslim menerimanya tanpa kritis. Kaum munafik membacanya dengan senang. Peneliti non-Muslim berusaha memahaminya dengan latar belakang kebudayaannya.
Dalam hubungan inilah, Karen Armstrong menulis Muhammad: Prophet for Our Time. Ia punya reputasi baik sebagai pengamat Islam yang sangat simpatik kepada Islam. Dalam banyak tulisannya, ia berusaha keras menunjukkan kesalah-pahaman Barat kepada Islam. Inilah komentar penerbit untuk bukunya yang pertama, Muhammad: A Biography of the Prophet: This vivid and detailed biography strips away centuries of distortion and myth and presents a balanced view of the man whose religion continues to dramatically affect the course of history. Biografi yang hidup dan terperinci ini menghapuskan distorsi dan mitos yang sudah berlangsung berabad-abad dan menyampaikan pandangan seimbang tentang manusia yang agamanya terus-menerus secara dramatis mempengaruhi jalannya sejarah. Dalam buku yang Anda baca sekarang ini, Armstrong juga ingin menampilkan Muhammad sebagai sosok paradigmatik yang datang pada “dunia yang penuh cacat”. “Perjalanan hidupnya”, tulis orang yang mengaku “freelance monotheist” ini, “menyingkapkan kerja Tuhan yang misterius di dunia, dan mengilustrasikan ketundukan sempurna…yang harus dilakukan setiap manusia kepada yang ilahi.”
Walaupun begitu, sebagai penyampai naratif besar, Armstrong yang mantan biarawati ini tidak bisa melepaskan dirinya dari latar belakang kebudayaannya. Sebagai orang yang pernah mengambil doktor dalam kesusatraan Inggris, ia tentu sangat sadar dalam memilih diksi dan kalimat naratifnya, dalam menjalin plot dan tema ceritanya. Semuanya dirancang untuk menarik para pembaca sasarannya, orang-orang Barat. Tengoklah bagaimana ia menceritakan perkawinan Muhammad dengan Ummu Salamah. Mula-mula Ummu Salamah enggan menikah dengan Nabi karena sangat mencintai suaminya yang baru saja syahid. Tetapi ketika Muhammad tersenyum dengan “senyuman yang sangat memikat, yang membuat hampir setiap orang luluh” (hal 210), Ummu Salamah menerima lamarannya. Begitu pula kisah perkawinan Nabi dengan Zainab. Seperti penulis-penulis Barat lainnya, Karen Armstrong menuturkannya seperti kisah percintaan Daud dengan istri Uria dalam Alkitab. Gaya penuturan seperti itu rada sulit dilakukan oleh penulis tarikh yang Muslim.
Pada kisah Ummu Salamah, ia menceritakan kembali apa yang dibacanya dalam buku-buku tarikh orang Islam dengan “bumbu-bumbu penyedap” sekedarnya. Pada kisah Zainab, ia mengutip –malangnya- kisah-kisah dalam hadis-hadis dan kitab-kitab tarikh tanpa sikap kritis. Dalam buku ini, ada banyak kisah seperti kisah Zainab; yakni, naratif Nabi yang tidak menggambarkan kesucian, kemuliaan, dan keagungan Nabi. Kita tidak bisa sepenuhnya menimpakan kesalahan kepada Armstrong. Ia toh hanya mengutip dari sumber-sumber rujukan yang dipercaya oleh orang-orang Islam juga. Kesalahan –mungkin lebih tepat- kelemahan utama Armstrong ialah mengutip dari buku-buku tarikh dalam terjemahan bahasa Inggrisnya. Itu pun terbatas pada sumber-sumber Ahli Sunnah, yang diterimanya tanpa kritik.
Tidak mungkin saya membahas semua kisah itu dalam pengantar ini. Saya memilih dua naratif besar saja: kisah turunnya wahyu pertama dan kisah ayat-ayat setan (gharaniq). Pada kisah wahyu pertama, siapa pun yang mencintai Nabi akan “tersinggung” dengan penuturan berikut ini:
Ketika Muhammad tersadar, dia begitu masygul memikirkan bahwa, setelah semua upaya spiritualnya, dia ternyata dirasuki oleh jinni sehingga dia tak lagi ingin hidup. Dalam keputusasaannya, dia lari dari gua dan mulai mendaki ke puncak gunung untuk melontarkan dirinya hingga mati.(hal 60)
Tapi kisah Nabi yang meragukan kenabiannya, dicekik sampai kehabisan nafas, lari tunggang langgang, diyakinkan oleh isterinya dan para pendeta Kristen adalah naratif yang banyak kita baca dalam sumber-sumber kitab tarikh kita. Saya akan menampilkan naratif lain, sambil masih merujuk pada sumber-sumber yang sama, dengan tambahan kritik.
Kisah ayat-ayat setan juga tidak bisa dilewatkan. Pertama, karena kita sudah memaki Salman Rushdie sampai ke tulang sumsumnya sambil melupakan untuk mengkaji secara kritis sumber-sumber rujukannya. Kedua, karena menerima penuturan Armstrong –sekalipun merujuk sumber-sumber Islam- tentang ayat-ayat setan sekali lagi dapat melucuti kemuliaan dan kesucian Nabi saw. Siapa pun yang mencintai Nabi yang suci dapat berguncang hatinya karena penuturan berikut ini:
Ketika Muhammad membacakan ayat-ayat yang diragukan nafsunyalah yang berbicara –bukan Allah- dan dukungan terhadap dewa-dewi ini terbukti merupakan sebuah kekeliruan. Seperti semua orang Arab lain, dia secara alamiah menisbahkan kesalahannya kepada shaytan. (hal 93).
Karena itu sebelum mengadakan demonstrasi mengutuk Armstrong, sebaiknya kita mengkaji kedua kisah tadi. Kita mulai dengan kisah wahyu pertama. Riwayat Wahyu Pertama.
Riwayat yang sering kita dengar tentang Rasulullah ketika menerima wahyu pertama berasal dari Shahih al-Bukhari, hadis nomor 3.
“ Dari Aisyah, Ummul Mukninin ra, katanya;”Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah Saw ialah berupa mimpi baik waktu beliau tidur, Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira. Di situ beliau beribadat beberapa malam, tidak pulang ke rumah istrinya. Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada Khadijah, untuk mengambil lagi perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali ke Gua Hira, hingga suatu ketika datang kepadanya Al-Haq (kebenaran atau wahyu), yaitu sewaktu beliau masih berada di Gua Hira itu.
Malaikat datang kepadanya, lalu katanya, “Bacalah!”
Jawab Nabi,”Aku tidak pandai membaca.”
Kata Nabi selanjutnya menceritakan,”Aku ditarik dan dipeluknya sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya dan disuruhnya pula membaca.
“Bacalah!”katanya.
Jawabku, “Aku tidak pandai membaca.”
Aku ditarik dan dipeluknya pula sampai aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya dan disuruhnya pula membaca,”Bacalah!”
Kujawab,”Aku tidak pandai membaca.”
Aku ditarik dan dipeluknya untuk ketiga kalinya, kemudian dilepaskannya seraya berkata:
“Iqra’bismi rabbikalladzi khalaq.Khalaqal Insana min ‘alaq
Iqra! Wa rabbukal akram
(Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Demi Tuhanmu yang Mulia.)
Setelah itu Nabi pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, lalu berkata,”Selimuti aku! Selimuti aku!”
Lantas diselimuti oleh Khadijah, hingga hilang rasa takutnya.
Kata Nabi Saw kepada Khadijah (Setelah dikabarkannya semua kejadian yang dari dialaminya itu). “Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa).”Kata Khadijah,”Jangan takut! Demi Allah! Tuhan sekali-kali tidak akan membinasakan Anda. Anda selalu menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan (mengadakan) barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.”
Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, yaitu anak paman Khadijah, yang telah memeluk gama Nasrani (Kristen) pada masa jahiliyyah itu. Ia pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani. Maka disalinnya Kitab Injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalinnya. Usianya telah lanjut dan matanya telah buta.
Kata Khadijah kepada Waraqah,”Hai, anak pamanku! Dengarkanlah kabar dari anak saudara Anda (Muhammad) ini.”
Kata Waraqah kepada Nabi, “Wahai anak saudaraku!Apakah yang telah terjadi atas diri Anda?”
Lalu Rasulullah Saw menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya.
Berkata Waraqah, “Inilah Namus(Malaikat) yang pernas diutus Allah kepada Nabi Musa. Wahai, semoga saya masih hidup ketika itu, yaitu ketika Anda diusir oleh kaum Anda.”
Maka bertanya Rasulullah Saw,”Apakah mereka akan mengusirku?”
Jawab Waraqah,”Ya, betul! Belum pernah seorang jua pun yang diberi wahyu seperti Anda, yang tidak dimusuhi orang. Apabila saya masih mendapati hari itu, niscaya saya akan menolong Anda sekuat-kuatnya.”
Tidak berapa lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus untuk sementara waktu,”
Hadis ini, dengan beberapa hadis semakna, diriwayatkan oleh Muslim dan kitab-kitab tarikh seperi Tarikh Thabari, Tarikh al-Khamis, Al-Sirah al Nabawiyyah, al-Sirah al-Halabiyayah. Ada beberapa kemusykilan pada riwayat ini, baik dari segi sanad maupun matan.
Pada sanad riwayat itu disebutkan Al-Zuhri, Urwah bin Zubayr, dari Aisyah. Al-Zuhri adalah ulama penguasa yang berkhidmat pada Hisyam bin Abd al-Malik. Ia mengajar anak-anak Hisyam. Ia terkenal sangat membenci Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Pernah ia duduk berdua dengan Urwah di Masjid Madinah dan memaki-maki Ali. Sampailah berita itu kepada Imam al-Sajad. Ia datang menegurnya sambil berkata,”Hai Urwah, ayahku pernah bersengketa dengan ayahmu; ayahku benar dan ayahmu salah. Adapun engkau, hai Zuhri, sekiranya engkau berada di Makkah, akan kutunjukkan gubuk bapakmu.”Kisah Ayat-ayat Setan
Nanti Anda akan membaca kisah ayat-ayat setan versi Armstrong pada hal 92-96 buku ini. Tentu saja ia tidak menerjemahkannya secara harfiah. Ia memasukkan juga gaya penuturannya sendiri, lepas dari naratif awalnya. Di bawah ini saya kutipkan terjemahan saya:
Dari Ibn Jubayr al-Thabari dengan sanad yang dianggapnya sahih, dari Muhammad bin Ka’ab, Muhammad bin Qays, Sa’id bin Jubayr, Ibn ‘Abbas dan lain-lainnya: Nabi saw sedang duduk bersama orang musyrik Quraisy di halaman Ka.bah, di tengah-tengah kumpulan mereka. Terbersit dalam hatinya sekiranya ada sesuatu dari Al-Quran yang dapat mendekatkan dirinya dengan para pemuka kaumnya. Ia merasa prihatin karena dijauhi mereka. Ia berharap berbaikan dengan mereka lagi betapa pun beratnya. Tiba-tiba turun kepadanya surat Al-Najm. Maka ia pun membacanya. Ketika sampai pada ayat: Tidakkah kamu Al-Lata, al-‘Uzza, dan Manat yang ketiga yang lainnya (QS 53:19-20, Setan membisikkan kepadanya: Itulah burung-burung Gharaniq yang mulia. Sesungguhnya syafaatnya benar-benar diharapkan. Ia mengiranya wahyu. Ia membacanya di hadapan tetua Quraisy. Kemudian ia meneruskan bacaannya sampai selesai surat. Setelah selesai, ia bersujud. Bersujudlah kaum muslim. Bersujud juga kaum musyrik untuk menghormati persetujuan Muhammad untuk memuliakan Tuhan-tuhan mereka dan mengharapkan syafaatnya.
Menyebarlah berita itu sehingga sampai kepada kaum muslim yang hijrah ke Habsyi. Mereka pun kembali ke negeri mereka Makkah, berbahagia dengan perdamaian yang mendadak ini. Nabi juga bergembira karena tercapai cita-citanya untuk mendamaikan umatnya. Diriwayatkan bahwa setan putihlah yang datang kepada Nabi dalam bentuk malaikat Jibril dan menyampaikan dua kalimat tadi. Diriwayatkan juga bahwa Nabi saw sedang salat di Maqam Ibrahin. Tiba-tiba ia diserang kantuk. Keluarlah dari lidahnya dua kalimat tadi tanpa terasa. Diriwayatkan pula bahwa Nabi saw berbicara dari dalam hatinya sendiri, karena keinginannya untuk merebut hati kaum musyrik. Setelah itu, ia menyesali perbuatannya karena berdusta atas nama Allah. Diriwayatkan lagi bahwa setanlah yang memaksa Nabi untuk mengucapkan dua kalimat itu.
Ketika malam tiba, Jibril datang kepadanya. Ia berkata: Bacakan kepadaku surat itu. Nabi saw membacanya dan ketika sampai pada dua kalimat itu, Jibrail berkata: Wah darimana dua kalimat itu. Rasulullah saw menyesal. Jibril berkata: Engkau berdusta kepada Allah. Engkau mengucapkan atas nama Allah apa yang tidak Dia ucapkan? Nabi bersedih luar biasa. Ia takut kepada Allah dengan ketakutan yang bukan main.
Diriwayatkan Nabi saw membantah Jibril: Ada orang yang datang padaku dalam bentukmu dan memasukkannya pada lidahku. Jibril berkata: Aku mohon perlindungan kepada Allah aku akan mengucapkan dua kalimat itu. Rasulullah saw merasa sangat galau. Lalu turunlah ayat:Tujuan mereka ialah memalingkan kamu dari apa yang telah Kami turunkan kepadamu agar kamu menggantikan atas namaKu dengan sesuatu yang lain. Dengan begitu mereka dapat mengambilmu sebagai sahabat. Sekiranya tidak Kami teguhkan kamu, pastilah kamu akan cenderungkepada mereka sedikit. Jika begitu, Kami akan menimpakan kepadamu dua kali hukuman, hukuman pada waktu hidup dan hukuman pada waktu mati. Kemudian kamu tidak akan mendaptkan penolong bagimu untuk melawan Kami (QS 17:73-75).
Dengan menggunakan ilmu-ilmu hadis, kita yakin bahwa riwayat di atas memang dibuat-buat (mawdhu’, mukhtalaq). Pertama, sanad hadis ini terputus sampai kepada tabi’in, pengikut sahabat. Artinya, silsilah hadis ini tidak sampai kepada sahabat yang menyaksikan kejadian itu. Ada juga yang menunjuk kepada Ibnu ‘Abbas. Ibnu Abbas lahir tiga tahun sebelum hijrah, sedangkan peristiwa ini terjadi pada awal-awal kenabian. Dengan demikian, hadis ini disebut mursal dan tidak boleh dipercayai. Anehnya, Ibnu Hajar mengecam orang yang tidak mau menerima riwayat ini. Ia berargumentasi walau hadis ini lemah, karena diriwayatkan banyak orang ia dapat dijadikan petunjuk! Dalam tempat lain, ia sendiri berkata: Semua jalan (thuruq) hadis ini –kecuali yang lewat Ibn Zubayr- dha’if atau munqathi’.
Ahmad bin al-Husayn al-Baihaqi, salah seorang ulama besar Syafi’i berkata: Hadis ini dari segi penyampaian tidak kokoh (benar) dan para periwayatnya tercela. Abu Bakar ibn Arabi berkata: Semua yang diriwayatkan Thabari berkenaan dengan riwayat itu batal tidak ada asal-usulnya. Al-Fakhr al-Razi dalam tafsirnnya memberikan komentar: Inilah riwayat yang popular di kalangan mufasir. Tetapi para peneliti yakin bahwa hadis ini bathilah mawdhu’ah (batil dan dibuat-buat). Mereka menentangnya baik secara aqli maupun naqli.
SUMBER: Jalal Center