Kamis, 04 Oktober 2007

Sejarah Telepon Seluler

Bayangkan kalau ponsel masih berukuran sekoper. Teknologi ponsel memangkas yang ribet jadi ringkas. Dan, ponsel pun tinggal digenggam.
Dunia telekomunikasi di Amerika dan Eropa sudah berkembang sejak lama. Namun inovasi telepon seluler baru dimulai di tahun 1947. Waktu itu para peneliti telekomunikasi melihat peluang penggunaan frekuensi radio yang bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi.
Inovasi teknologi ini tak lepas dari perjalanan telepon mobil tahun 1910 yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson. Pria asal Swedia ini tak lain pendiri bisnis telekomunikasi yang kelak kita kenal dengan Ericsson (kini Sony Ericsson). Sebelumnya Ericsson hanyalah sebuah perusahaan kecil dengan memfokuskan bisnis pada peralatan telegraf.
Telepon mobil kemudian juga dipakai oleh Departemen Kepolisian Detroit Michigan tahun 1921. Saat itu hampir semua mobil polisi dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memudahkan pemantauan gerakan aparat. Sistem operasinya menggunakan frekuensi di bawah 2 MHz.
Sekitar 20 tahun kemudian, revolusi bidang telekomunikasi itu pun dimulai. Sejalan dengan penemuan komponen baru seperti gulungan kabel dan tabung triode, para peneliti mulai merancang sebuah alat telekomunikasi yang bisa digunakan tanpa kabel. Terlebih saat mikroprosesor yang kecil ukurannya dan teknologi digital ditemukan. Dengan komponen ini, biaya bisa ditekan.Di Amerika sendiri, teknologi seluler baru dikembangkan setelah Perang Dunia II.
Teknologi seluler sesungguhnya berisi sel-sel dengan berbagai macam model. Setiap sel memiliki base station dengan pancaran pada range 900 hingga 1.800 MHz. Dari base station kemudian dipancarkan ke jangkauan area yang bisa mencapai puluhan kilometer.
Melihat celah pemanfaatan teknologi radio, kemudian memacu berbagai perusahaan untuk melakukan bisnis di bidang ini. Di Skandinavia, Ericsson melancarkan bisnis telekomunikasi hingga Stockholm pernah disebut sebagai kota dengan penggunaan telepon paling gencar.
Begitu halnya dengan Finlandia. Tahun 1960, Finnis Cable Works yang semula berbisnis di bidang kabel melakukan ekspansi dan mendirikan divisi elektronik. Bjorn Westerlund, sang presiden perusahaan itu dua tahun kemudian mengembangkan bisnis transmisi radio. Namun baru setahun kemudian, bidang telekomunikasi disabet untuk memperkuat jajaran bisnis elektronik. Dan di tahun 1967, Westerlund giat mendirikan perusahaan yang kelak kita kenal dengan nama Nokia.
Telepon mobile alias telepon bergerak kemudian menjelma menjadi peralatan bagi orang- orang yang memiliki mobilitas tinggi. Era 1970-an, di Eropa Nokia dan Ericsson menjelma menjadi sebuah perusahaan telekomunikasi yang besar. Di Amerika, Motorola pun unjuk gigi.
Sejarah telepon "mobile"
Bicara soal sejarah telepon mobile, kita tak bisa lepas dari awal mula ditemukannya sistem radio oleh Marconi. Misteri tentang gelombang radio juga mulai dikuak oleh orang. Batasan istilah radio kemudian dibuat orang. Menurut General Services Administration Amerika, radio didefinisikan sebagai telekomunikasi oleh modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Untuk itulah diperlukan alat pemancar dan penerima.
Sementara itu peralatan telekomunikasi juga dikenalkan oleh Samuel Morse ketika menemukan peralatan telegraf. Kelak, telegraf menjadi bisnis yang paling sukses dalam mengantarkan kabar, sekaligus menggantikan kerja kurir yang waktu itu didominasi oleh perusahaan Pony Express. Komunikasi jarak jauh menjadi lebih cepat dan mudah. Signal yang dipancarkan tidak melewati atmosfer, namun lewat Bumi dan air serta tanpa kabel.
Selama abad XIX, teknologi berbasis radio terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru. Peralatan baru pun ditemukan. Menginjak abad XX, para penggagas terus menemukan hal baru. Tahun 1888, ilmuwan Jerman bernama Heinrich Hertz menemukan "perjalanan" gelombang yang melewati atmosfer. Penemuan ini dianggap cukup revolusioner.
Apalagi ketika Ericsson di tahun 1910 melahirkan telepon yang terpasang di mobil. Pergerakan orang makin mudah saja. Empat belas tahun kemudian, teknologi ini sudah diaplikasikan ke mobil-mobil polisi dan ambulans. Antena yang digunakan belum sesederhana sekarang, ukurannya bahkan cukup besar. Sistem komunikasinya pun masih terbatas, yaitu dengan two ways.
Kita bisa bayangkan sebuah mobil yang tampak seperti kereta dipasang peralatan komunikasi yang makan tempat. Toh, hal ini dianggap sebagai lompatan besar.
Selama perang dunia kedua, setelah mengalami banyak pembaruan, peralatan komunikasi bergerak semakin banyak digunakan. Perang Dunia II mencatat bagaimana efektivitas komunikasi lewat alat ini.
Era modern
Era telekomunikasi modern sesungguhnya baru dimulai pada tahun 1946. Peralatan telekomunikasi tidak hanya sekadar untuk keperluan tertentu. Di Amerika, perusahaan AT&T dan Southwestern Bell lantas mengenalkan layanan telepon radio bergerak kepada awam. Saluran yang dipakai waktu itu hanya enam pada 150 MHz dengan spasi saluran sebesar 60 kHz.
Tahun berikutnya, telepon sistem seluler mulai banyak dibicarakan. Namun baru tahun 1969, sistem ini dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper.
Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama.
Untuk mendukung layanan ponsel tentu saja dibutuhkan sistem yang memadai. Tahun 1978, Advanced Mobile Phone Service (AMPS) ditemukan. AMPS pertama kali dioperasikan di kawasan Amerika Utara. Enam bulan kemudian, orang mulai tertarik dengan AMPS. Setelah sukses di Amerika, AMPS pun menjalar ke daratan Asia. Jepang memulainya di tahun 1979. AMPS sendiri "bekerja" di 800 MHz. Tapi untuk Jepang sendiri juga dikenal dengan JTACS.
Perkembangan teknologi serupa juga berlangsung di Eropa pada tahun 1981. Sistem yang dikenalkan pertama adalah Nordic Mobile Technology (NMT) di range 450 MHz dan meliputi kawasan Finlandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia. Sementara itu di Inggris yang menggunakan sistem dengan nama Total Acces Communication (TACS di range 900 MHz) baru dimulai pada tahun 1985.
Beberapa negara Eropa kemudian menciptakan sistem dengan nama yang berbeda. Di Jerman misalnya, dikenal dengan istilah C-Netz. Di Perancis ada Radiocom 2000, Italia punya nama RTMI/RTMS. Hingga Eropa sendiri memiliki sistem telepon radio sebanyak sembilan buah.
Pelanggan pun mulai banyak yang melirik ponsel. Penjualan ponsel meningkat pesat. Di Amerika, di tahun 1985 tercatat kurang dari 204.000 pelanggan, tiga tahun kemudian meningkat hampir delapan kali lipat dan pelanggannya sudah mencapai 1.600.000.
Sementara itu, Ericsson juga tengah merancang ponsel- ponsel yang berdimensi kecil. Dengan begitu, orang lebih mudah membawanya, tidak seperti ponsel lama yang ukurannya sangat besar. Sistem analog kemudian digantikan dengan digital. Apalagi waktu di tahun 1980-an kemudian meluncur sistem baru yang kita sebut GSM.
Berbagai perusahaan pun berlomba menciptakan ponsel dengan model ramping dan mudah dibawa. Ponsel di awal 1990-an memang baru sebatas alat komunikasi biasa yang tak beda ubahnya dengan telepon PSTN. Kini, ponsel sudah mengarah menjadi telekomunikasi multimedia.
Penjualannya pun kian dahsyat. Nokia bahkan menyediakan puluhan ponsel dengan kategori untuk pasar yang berbeda-beda. Perusahaan ini kini mendominasi dunia telekomunikasi seluler. Di Eropa persentase penjualannya mencapai 53 persen, di Asia Pasifik 23 persen, sementara di Amerika 21 persen.
Data yang dikeluarkan oleh Sony Ericsson menyebutkan bahwa pada tahun 2002 pelanggannya mencapai 1,1 miliar. Tahun ini diperkirakan akan menanjak hingga 1,3 miliar pelanggan.

Sumber : www.kompas.com

1 komentar:

Regina mengatakan...

adakah data yang menunjukkan kapam tepatnya telepon seluler masuk ke indonesia dan merk apa yang duluan masuk?

terima kasih.